26 Maret 2008

SEKILAS PANDANG TENTANG WANITA DALAM PERADABAN


Dalam tulisan ini, pertama-tama kita akan meninjau tentang penindasan terhadap wanita dalam sejarah kehidupan manusia [khususnya di zaman modern -red]. Kemudian kepribadian dan kedudukan wanita dalam dunia Islam, peranan wanita-wanita yang keliru dan menyeleweng, dan pemeralatan mereka oleh para penindas, serta akhirnya pengaruh revolusi Islam atas status wanita di dalam masyarakat. Setelah itu, kita dapat menjelaskan peranan wanita yang penting dan konstruktif dalam berbagai dimensinya. Tanpa mengetahui status wanita di masa lalu, kita tidak dapat menggambarkan peranan-peranan mereka di masa yang akan datang....

Penindasan Wanita di Zaman Modern

a. Di Dunia Kapitalis

Negara-negara Barat dan Eropa mengekploitasi wanita dengan menjadikan mereka boneka untuk promosi alat-alat kecantikan dan perhiasan. Mereka memorakporandakan kehidupan keluarga dan mempekerjakan wanita-wanita itu sebagai pramuniaga di toko-toko untuk mendapatkan uang yang lebih banyak lagi bagi para kapitalis. Mereka mempekerjakan ratusan ribu wanita dan anak-anak dalam pelacuran, pencurian, dan kebergantungan (pada obat bius). Mereka menjadikan wanita sebagai alat pelampiasan nafsu dalam pesta-pesta malam, pelacuran, dan obyek seks dalam film dan majalah. Mereka memberikan kepada wanita penyakit pada tubuh dan jiwanya : kebergantungan pada obat bius dan perbuatan-perbuatan tidak layak.

b. Di Dunia Komunis

Di negara-negara komunis, orang sengaja menimbulkan kesan bahwa hubungan kekeluargaan adalah sisa-sisa borjuis dan dengan pura-pura memerdekakan wanita dari penguasaan oleh pria, mereka melepaskan wanita dari lingkungan keluarga dan memeras mereka bagai budak untuk bekerja di pabrik-pabrik. Tahun 1926, di Rusia dikeluarkan sebuah undang-undang yang membuat perceraian lebih mudah daripada perkawinan. Sebagai akibatnya pada tahun 1935, perbandingan antara perceraian dan perkawinan adalah 44 %. Menurut statistik terakhir [sewaktu tulisan ini dibuat- red.] di daerah-daerah tempat tinggal orang-orang Muslim - berbeda dengan tempat-tempat orang komunis - jumlah perkawinan dan anak-anak bertambah dengan cepat sampai-sampai menimbulkan ketakutan kepada orang-orang komunis.

Revolusi Islam dan Kembalinya Kepribadian Wanita Beserta Statusnya yang Tinggi

Pada zaman modern, waktu berjalan tenang dan perlahan. Semakin banyak anak muda yang terlibat dalam keteledoran, pelacuran, penyelewengan, dan hanyut dalam kenikmatan-kenikmatan duniawi. Dunia Islam dikuasai oleh para penjajah. Pada masa kini, para pemeras Barat dan Timur sedang sibuk menjarah kekayaan negera-negara Dunia Ketiga. Tiba-tiba di suatu sudut Dunia Islam, di bumi tempat sebuah kerajaan memerintah selama 2500 tahun, yaitu Iran, seorang laki-laki keturunan fathimah Az-Zahra as - setelah berpuluh-puluh tahun menderita dan terkucil - datang membawa ajaran-ajaran Islam yang bersinar serta Alquran Suci dari kegelapan tirani, kekejaman dan perampasan. Laki-laki itu datang membawa revolusi Ilahiah dan gerakan menyeluruh yang mencakup semua hal dalam pola kehidupan manusia.

Imam Khomeini, dalam kepemimpinan dan segala dimensinya, memutuskan rantai yang mengikat dan menghidupkan kembali nilai-nilai Islam yang telah terlupakan.

Dengan lahirnya Revolusi Islam, kaum wanita Islam, di bawah bimbingan kepempinannya, dan dengan partisipasi mereka di medan revolusi, memainkan peranan yang sangat berpengaruh pada kemenangan yang terjadi di Bahman pada 1357 H. Setelah bertahun-tahun diperalat oleh pemimpin yang zalim, agen promosi perdagangan kaum penjajah, merek menemukan kembali status mereka yang mulia yang sama dengan wanita-wanita pemberani dan alim di zaman Rasulullah Saww. Imam kami yang tercinta [yakni Imam Khomeini - red.] mengatakan mengenai hal ini : "Hari ini, kami berterima kasih kepada gerakan Revolusi Islam, yang menjadikan wanita-wanita kami, yang merupakan anggota masyarakat yang sangat berpengaruh, mulai mendapatkan kembali status mereka yang selayaknya. Selain dari kelompok wanita yang berperingkat tinggi itu, ada juga kelompok lain yang merupakan sisa-sisa dari rejim terdahulu, yang gelap dan yang rusak, yang merendahkan status wanita dengan menjadikannya penjaja alat-alat kosmetik dan wanita-wanita yang suka menarik perhatian pria, yang tugasnya hanya sebagai pemberi kepuasan kepada pria dengan kesenangan-kesenangan seksual, dan yang telah mengecilkan arti diri mereka sebagai barang dagangan, yang merupakan pengikut kerajaan yang sudah lalu, yang juga agen CIA dan SAVAK. Kelompok wanita lain yang taat telah berusaha sejajar dengan kaum pria untuk membangun kembali Iran yang tercinta; untuk membangun kembali diri-diri mereka dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan kebudayaan."

Wanita, seperti juga pria, mempunyai berbagai dimensi. Wujud asal manusia ini berada pada tingkat yang paling rendah dari segala wujud. Namun, dari tingkatan yang rendah inilah, gerakan manusia menuju kesempurnaan dimulai, yaitu dari bentuk azalinya sampai pada tingkat kesempurnaan Ilahiah. Hal ini telah terjadi pada Shadiqah Thahirah Fathimah as. Rasulullah Saww telah mengajarkan kepada Fathimah as. suatu jalan spiritual dengan bantuan Ilahi dan pendidikan diri, sejak dari wujud asalnya hingga tingkat kesempurnaan yang berada di luar jangkauan manusia. Semua dimensi kesempurnaan telah maujud dalam diri Fathimah Az-Zahra as. Beliau adalah wanita spiritual, wanita Ilahiah, manusia sejati, Ia adalah segala kewanitaan. Ia adalah manusia Ilahiah dalam wujud wanita. Seorang wanita yang memiliki semua kualitas seorang rasul.

Wanita dan Dosa-dosa Sosial

Untuk mencapai tujuan-tujuan yang licik dan memecah belah opini masyarakat, para kolonialis mencoba menimbukan kondisi moral seperti yang mereka inginkan dan menjadikan suasana yang dapat menghalangi perkembangan gagasan-gagasan agama serta menciptakan keadaan di mana eksploitasi dan perbudakan dapat dilakukan.

Pada dasarnya, benih budi pekerti, kemuliaan, kebenaran, serta kealiman manusia untuk menjadi seperti Tuhan atau mengarah kepada keilahian terpelihara pada tempat yang bersih. Tempat yang kotor dan tidak selayaknya tidak pantas untuk memelihara benih ini. Bila hal itu dilakukan juga, maka benih itu akan tumbuh tidak normal. Dengan cara yang sama, bila seorang manusia menyeleweng dan mengumbar nafsu rendah, maka sedikit demi sedikit, menurut prinsip "penyesuaian dengan lingkungan" latar belakang pemikirannya, akan menyerah kepada penyelewengan. Cara berpikirnya yang tinggi akan tergantikan oleh gagasan-gagasan rendah dan termakan godaan setan.

Salah satu tindakan penipuan yang dilakukan oleh para penjajah untuk menghancurkan kepercayaan manusia adalah dengan mengembangkan pelacuran dab penyelewengan. Dalam hal ini mereka banyak berhasil. Wanita adalah alat yang paling ampuh untuk tujuan ini. Peranan kolonialis kuno di Spanyol adalah salah satu bukti yang baik. Mereka mempersiapkan pusat-pusat ilmu pengetahuan yang dihiasi dengan bunga-bungaan. Anak-anak gadis Spanyol yang paling pandai dan paling cantik dipekerjakan di sana. Mereka mengundang pegawai-pegawai serta tentara-tentara Islam ke tempat itu supaya terlibat dalam prostitusi, penyelewengan dan minuman keras. Akhirnya wanita-wanita ini dapat membunuh orang Muslim dan Islam dilupakan di Spanyol untuk selamanya.

Dengan menyebarnya benih penyelewengan, penjajah-penjajah baru meneruskan perbuatan setan ini di mana-mana di seluruh dunia. Hal itu membuat masyarakat meninggalkan kebudayaan dan tradisi mereka; melalui film-film serial tolol yang tak pernah membuat orang puas, dan dengan mengisi berbagai peran, mereka membuat dosa-dosa moral tampak wajar dan biasa saja. Majalah-majalah, gambar-gambar seksual yang dicetak pada barang-barang dagangan tertentu, iklan-iklan di radio, bioskop, dan televisi dan di atas semua itu, perubahan yang ada pada buku-buku pelajaran yang berdasarkan pada kebudayaan para penjajah Barat adalah alat perusak kebenaran moral dan sarana pengembangan prostitusi. Seperti yang dikatakan Marsekal Petain bahwa alasan tentara Perancis menyerah kepada Jerman adalah daya tariknya terhadap anggur, judi, dan seksual. Salah satu faktor kekalahan Arab terhadap Israel adalah pencarian kesenangan dan keterlibatan para pemimpin negara tersebut dalam hal-hal bersifat kesenangan. Keahlian dalam pekerjaan sebagai mata-mata dengan menyamar sebagai turis dan penggunaan berbagai macam seni seperti puisi, drama, musik, dan lukisan, semuanya merupakan sarana untuk pengembangan prostitusi.

Kebergantungan pada narkotik adalah senjata lainnya. Pada masa kini, para kolonialis internasional merupakan distributor narkotik di seluruh dunia.

Perjuangan Melawan Prostitusi dan Korupsi

Untuk menyembuhkan penyakit malaria, kita harus mengeringkan selokan-selokan tempat nyamuk berkembang biak. Dengan cara yang sama, untuk memerangi perbuatan keji, kita harus memberantas pusat-pusat godaan. Kita juga harus tahu bahwa segala hal yang mendorong perbuatan dosa adalah jalan untuk mengembangkan prostitusi dan pelakunya akan menerima hukuman pedih.

Dalam upaya memerangi pelaku-pelaku perbuatan keji dan penyelewengan, ada tiga prosedur yang harus diikuti :

1. Penyucian dan pembersihan latar sosial dan perlawanan terhadap perbuatan keji.

2. Meningkatkan taraf kebudayaan

3. Penghukuman terhadao pelaku perbuatan yang salah dan pelaksanaan hukuman yang dicanangkan oleh Tuhan.

Karena sekolah yang pertama adalah lingkungan keluarga, tanggung jawab orang tua, terutama ibu, lebih besar dari siapapun. Para ahli pendidikan telah mempertimbangkan bahwa anak-anak sampai usia 11 tahun telah hidup selama 95.000 jam; mereka menghabiskan waktu 5000 jam di sekolah dalam jumlah waktu yang sama dengan teman-temannya. Sisa waktunya mereka gunakan bersama keluarga. Jadi mereka menghabiskan waktu 90.000 jam bersama orang tua mereka. Maka, dasar pendidikan adalah dari keluarga.

Faktor kedua, selain keluarga, adalah lingkungan pendidikan anak-anak dan orang-orang dewasa. Sekolah mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pendidikan yang baik dan pembersihan jiwa mereka. Dalam Islam banyak ditekankan mengenai pendidikan anak-anak. Lewat penyebaran etika Islam secara benar di sekolah-sekolah dan dengan mengajarkan kepada anak-anak isi kebudayaan Islam yang mulia dan dengan membersihkan lingkungan sekolah, kita dapat membantu masyarakat untuk menjadi suci.

Salah satu cara penting untuk melawan perbuatan keji dan pelaku-pelakunya adalah dengan membuat hubungan yang tidak dengan mereka. Dengan demikian para wanita yang tidak mengenakan hijab secara tidak benar itu akan sadar bahwa mereka tidak mempunyai kesempatan dan tempat di dalam masyarakat dengan penampilan mereka yang demikian. Mereka takkan dapat berbuat sesuatu kecuali dengan mengubah cara hidup mereka.

Hijab yang Tidak Benar adalah Perangkap Besar Kolonialis

Kekuatan setan dan kolonialis telah memilih wanita untuk diperas lebih keras lagi guna menghancurkan dan menyelewengkan masyarakat lewat kosmetika dan kemewahan. Mereka membuatnya berjalan di jalanan tanpa, seperti perhiasan palsu. Mereka mencampurkan anak laki-laki dan perempuan sedemikian rupa sehingga keinginan untuk menikah, cinta dan kasih sayang menjadi mati. Mereka menggoyahkan dasar-dasar keluarga.

Firman Allah : "Hai anak Adam ! Janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperhatikan kepada keduanya auratnya." ( 7 : 27).

Hijab adalah Pegangan yang Kuat dalam Perjuangan Wanita

Falsafah Hijab bukanlah untuk membelenggu wanita, melainkan untuk membebaskan mereka dari nafsu dan memberi kepada wanita status mereka yang sebenarnya. Hijab tidak digunakan untuk membantu musuh, tetapi digunakan sebagai pegangan yang kuat dalam menghadapi tirani. Kaum wanita Iran dan Aljazair telah banyak membantu mengalahkan kolonialis dengan hijab daripada dengan senjata. Para kolonialis itu menyimpulkan bahwa : "bila kita ingin menyerang masyarakat Aljazair dan menghancurkan kekuatan mereka, pertama kali kita harus menguasai wanitanya." Tetapi wanita-wanita Aljazair sangat teguh dan kuat dalam menghadapi mereka. Frantz Fanon mempelajari Revolusi Aljazair dari sudut pandang sosiologi dan menulis bagaimana hijab yang dikenakan oleh para wanita itu dapat digunakan sebagai senjata melawan kekuatan penjajah.

Lalu pada 1959 untuk menenangkan masyarakat Aljazair, wanita-wanita yang tak ber-hijab, yang merupakan perhiasan bagi para pelaku kriminal itu diperalat. Anda dapat membayangkan peranan hijab bagi wanita-wanita Turki dan sikap pemerintah Turki terhadap hijab tersebut.

Andalusia adalah salah satu pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang bersinar bagai permata di Eropa. Kota ini menarik para remaja Eropa karena pusat ilmu pengetahuannya. Kota ini pula yang mengeluarkan Eropa dari kebodohan dan cengkeraman para penjajah. Tetapi kekuatan penjajah, gereja antiilmu pengetahuan, dan pengadilan gereja yang takut bahwa ilmu pengetahuan , agama, dan Islam menyebar ke bagian-bagian Eropa lainnya, merencanakan untuk mengirim sejumlah besar pelacur dengan uang yang banyak ke Andalusia untuk menarik perhatian para pemuda yang berada di pusat ilmu pengetahuan. Tetapi karena Islamic Centre di Spanyol pada saat itu sangat kuat, mereka dapat menolak ajakan tersebut. Tetapi beberapa waktu kemudian rencana mereka berhasil. Dengan biaya yang sangat besar mereka mempengaruhi wanita-wanita agar melepaskan hijab mereka dan bertingkah laku nakal (genit). Dengan cara ini, para pemuda diarahkan kepada penyelewengan. Ketika alat-alat ini tampaknya menguntungkan, dan ketika orang-orang Barat itu sadar bahwa para pemuda Andalusia tidak lagi mempunyai daya tahan untuk membela agama Tuhan dan ikut serta dalam peperangan, mereka merampas pusat-pusat ilmu pengetahuan itu dari tangan orang-orang Islam melalui berbagai serangan yang berulang-ulang. Mereka membunuh dan menyingkirkan orang-orang Muslim dari tempat itu dan mematikan api Islam dari pusatnya.

Frantz Fanon mengatakan : "Setiap cadar (hijab) yang dilemparkan membuka pemandangan baru, yang tadinya tidak dapat dibayangkan oleh para kolonialis."

Hijab diwajibkan bagi wanita dalam dua hal : (1) dari sudut pandang kemanusiaan; (2) untuk kepentingan wanita sendiri. Alasannya, karena hijab memastikan kebebasan, kemerdekaan, dan sampainya ia pada kesempurnaan. Hijab membuat wanita mampu menjadi seorang ibu yang sempurna.

Tentang Karakter Wanita pada Akhir Zaman

Asbagh meriwayatkan dari Imam Ali as. bahwa beliau telah mendengar dari Rasulullah Saww bahwa pada akhir zaman nanti, yang merupakan zaman yang paling buruk di antara semua zaman, akan terdapat wanita dengan ciri-ciri : "Walaupun mereka tertutup tetapi mereka telanjang. Mereka adalah pelanggar hukum. Mereka memamerkan perhiasan mereka kepada orang lain. Mereka membuang agama mereka dan memasuki penyelewengan, Mereka bertempat di neraka. Di situlah tempat mereka selamanya." Riwayat ini seperti menggambarkan wanita pada zaman kita. Berbeda dengan kelompok wanita ini, ada wanita-wanita alim, mengenakan hijab dengan baik dan bersikap sopan. Walaupun tertutup rapat namun mereka bersinar terang. Seorang wanita Muslimah yang ideal, yang nantinya bertempat di surga, adalah seperti berlian, intan, dan permata-permata lainnya, yang oleh ahlinya diletakkan dalam bungkusan khusus agar tidak digunakan oleh semua orang.

Malangnya, beberapa laki-laki pengejar nafsu telah menggunakan bermacam-macam akal bulusnya agar dapat menangkap wanita dengan cara merampas identitas Islam serta Alqurannya. Kadang-kadang mereka mengemukakan dalih yang ngawur bahwa bila wanita mengenakan hijab di hadapan kaum laki-laki, laki-laki akan menjadi semakin rakus dan penasaran terhadap mereka. Sebaliknya, kata mereka, bila wanita tidak mengenakan hijab, laki-laki akan bosan terhadap mereka dan tak bernafsu lagi. Pembohong-pembohong itu sadar bahwa mereka tidak mengatakan yang sebenarnya. Gairah seksual akan menjadi-jadi dalam lingkungan yang menawarkan kegairahan, bukannya terpuasi. Kumbang tidak akan merasa puas bila ia tidak memasukkan sengatnya ke dalam buah anggur. Seharusnya hewan itu tidak melihat anggur, tetapi sekali ia melihatnya, ia harus merasa puas. Itulah sebabnya Imam kami yang kami cintai [maksudnya, Imam Khomeini - red.] mengatakan : "Wanita boleh ikut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial tetapi mereka harus mengenakan hijab Islam."[] Disarikan dari artikel Tugas dan Peran Wanita dalam Misteri Kehidupan Fathimah Az-Zahra : Kajian atas Fungsi dan Peran Wanita (Bandung : Mizan).

OLEH : AKRAM MEHRABAN